Seusai dengan maksudnya, bangunan itu pun disebut sebagai Taj Mahal.
Letaknya di Agra, India kawasan Uttar Paradesh. Persis di tepian
Sungai Yamuna. Pembangunannya melibatkan 20.000 pekerja, arsitek paling
ahli, seniman ahli kerajinan tangan, sejumlah ahli kaligrafi, pemahat,
ahli batu dari seantero India, Persia, dan Turki. Dibangun dengan presisi, emosi, seni arsitektur mengagumkan.
Bangunan
itu berawal dari sebuah janji. Berpangkal dari tahun 1631, saat Mumtaz
Mahal terbaring sekarat di sisi suaminya Shah Jehan, setelah
melahirkan anak ke-14 bagi sang raja. Perempuan itu menagih empat janji
dari sang raja. Pertama memohon dibangunya sebuah Taj, kedua
memintanya tidak kimpoi lagi, ketiga menuntut perlakuan baik suaminya
pada anak-anak mereka, dan terakhir memintanya untuk mengunjungi makamnya secara teratur. Tak lama kemudian Mumtaz mahal pun meninggal.
Shah Jehan sangat terpukul dengan kematian istrinya, namun ia segera mewujudkan janji bagi sang istri tercinta. Maka ia memerintahkan pembangunan sebuah Taj pada 1631. Selama 2 tahun Shah Jehan mengurung diri dan berkabung. Lantas pada 1633, ia akhirnya menekankan pembangunan sebuah makam bagi istrinya di dalam bangunan yang sedang dikerjakan itu.
Lambang Cinta
Mengapa disebut lambang cinta?
Mari kita mundur ke tahun yang lebih awal. Shah Jehan, awalnya bernama
Khurrum Shihab-ud-din Muhammad, merupakan pangeran dari Dinasti
Mughal. Ia lahir dari 1592 di Lahore, dan menjadi putra ketiga yang paling disayang kaisar Jahangir. Ia diplot sang kaisar untuk menggantikannya kelak, dan ia pun dididik secara khusus termasuk dalam bidang budaya, pengetahuan, dan seni beladiri serta kemiliteran.
Di usia 16 tahun ia mengejutkan ayahnya dengan desain markasnya di dalam benteng Kabul dan mendesain
ulang benteng Agra, setelah diberi wewenang oleh sang ayah untuk
memimpin sejumlah pasukan. Ia kemudian menikah dengan Akbarabadi Mahal
menyusul istri kedua Kandahari Mahal. Tetapi cinta sejati justru berkembang saat ia jatuh hati pada gadis belia 14 tahun Arjumand Banu Begum, cucu bangsawan Persia.
Ia terpaksa menunggu selama lima tahun sebelum diizinkan menikahi gadis menawan itu pada 1612. Dan seusai
pesta pernikahan yang megah itu, istri ketiganya itu diberi julukan
Mumtaz Mahal Begum. Mumtaz Mahal justru menjadi istri yang paling
disayang dan dimanjakannya.
Begitupun sang istri ini selalu menemaninya dalam setiap penugasan ke
luar daerah. Setia menemani di dalam istana, maupun di tenda-tenda
dalam perjalanan sang pangeran. Cinta kedua anak manusia ini memang sangat romantis, intim, dan harmonis.
Dalam
misi tempur dari sang ayah, pada 1617, Khurram berkat dampingan
Mumtaz, berhasil menaklukkan Lodi di Decan, serta mengamankan wilayah
perbatasan selatan kerjaan dinasti Mughal. Untuk itu ia dianugerahi
gelar “Shah Jehan Bahadur” oleh sang ayah. Gelar yang memastikannya
akan menduduki tahta dinasti kelima Mughal.
Sejak Shah Jehan masih menjadi pangeran dan panglima perang, Mumtaz Mahal memang selalu mendampinginya dalam keadaan senang maupun susah, suka dan duka. Kisah cinta mereka tersiar di kalangan prajurit dan rakyat. Sampai akhirnya ketika menggantikan posisi ayahnya sebagai raja, Mumtaz Mahal selalu setia pada Shah Jehan.
Semua kisah cinta itu
tak terlupakan oleh Shah Jehan sampai akhir hayatnya. Ketika ang istri
meninggal, ia pun merasa amat terpukul. Namun semua kenangan akan cinta sejatinya dituangkan dalam pembangunan Taj Mahal. Selama 22 tahun (sejak 1631) sampai 1653, keseluruhan Taj Mahal rampung dibangun.
Bangunan setinggi hampir 60 meter itu dibuat dengan basis batu marmer dan beberapa bagiannya diberi ukiran, hiasan, dan lapisan emas, perak, dan berlian. Semua mata takjub dan berdecak kagum. Melihat Taj Mahal, semua orang yakin bahwa tak ada bangunan lain yang mampu menandingi keindahannya. Benar-benar wujud cinta yang paling dalam. Hingga ajalnya di tahun 1666, Shah Jehan pun dimakamkan di samping makam istrinya di dalam Taj Mahal. Menjadi lambang cinta sejati, hingga hari ini…
Taj Mahal dalam Mitos
Taj Mahal memang mengandung nuansa berbeda. Banyak kontroversi yang melambung dari sana. Mungkin karena aura dan keindahan bangunan tersebut memang mampu memengaruhi emosi pengunjungnya.
Jean-Baptiste Travernier mungkin menjadi “turis” Eropa pertama yang mengunjungi Taj Mahal. Dari kunjungannya tahun 1665, ia menuliskan bahwa kemungkinan Shah Jehan berencana membangun Taj MahalTaj Mahal
dengan marmer hitam. Namun Shah Jehan mungkin sudah digantikan anaknya
Aurungzeb sebelum dibangun. Sehingga akhirnyadibuat dengan marmer
putih.
Sisa-sisa
marmer hitam masih terlihat di seberang sungai di Moonlight Garden,
Mahtab Bagh, yang tampaknya mendukung versi legenda ini. Namun hasil
penelitian dan penggalian
di sana pada 1990 menemukan bahwa marmer itu adalah marmer putih yang
berubah warna menjadi hitam. Teori tersebut juga sudah diuji coba pada
2006 di lokasi tersebut dan membuktikan bahwa marmer yang digunakan adalah memang marmer putih dan bukan hitam.
Masih banyak lagi mitos dan kontroversi soal Taj Mahal. Termasuk keraguan apakah Taj Mahal memang dibangun khusus untuk mengenang kisah cinta Shah Jehan bagi sitrinya Mumtaz Mahal, atau lebih daripada itu yaitu merupakan refleksi cinta yang
lebih murni dalam konsep spiritual ilahi. Atau sekadar propaganda
dinasti Mughal untuk menunjukkan kajayaan mereka semata? Belum ada yang
bisa memastikan.
Bangunan yang mengusung konsep simetris itu merupakan satu pertanyaan lain. Lalu penataan kolam dan refleksi langsung Taj Mahal di atas air menjadi bahan perdebatan lainnya.
Seribu satu pertanyaan masih mengantung di seputar Taj Mahal…
Keindahan Mengagumkan yang Misterius
Taj Mahal mewakili arsitektur mewah yang terbaik dari dinasti Mughal. Aslinya mencerminkan perpaduan budaya dan sejarah kekasiran Islam Mughal yang pernah menguasai India. Walau bentuknya mirip tampilan fisik bangunan masjid, namun sesungguhnya ia merupakan sebuah makam penghormatan.
Keindahan Mengagumkan yang Misterius
Taj Mahal mewakili arsitektur mewah yang terbaik dari dinasti Mughal. Aslinya mencerminkan perpaduan budaya dan sejarah kekasiran Islam Mughal yang pernah menguasai India. Walau bentuknya mirip tampilan fisik bangunan masjid, namun sesungguhnya ia merupakan sebuah makam penghormatan.
Taj Mahal Mudah dikenali dari ciri kubah putih marmer, tatanan kompleksnya dan areal taman di lahan seluas 22,44 hektar. Termasuk aea makam tambahan, infrastruktur pengairan, kota kecil Taj Ganji dan taman bulan purnama di utara sungai.
Dalam catatan sejarah Taj mahal masih diliputi kabut misteri. Masih tidak diketahui secara pasti latar belakang berdirinya kompleks Taj Mahal, walau diyakini sebagai persembahan cinta Shah Jehan terhadap istrinya Mumtaz Mahal.
Begitu
juga dengan arsitek utama yang merancang bangunan tersebut. Ada yang
menduganya adalah arsitek India, Persia, bahkan Italia. Yang pasti
bahwa pembangunannya melibatkan kolaborasi sejumlah seniman, ahli, dan perajin dari berbagai daerah.
Namun
sejumlah penelitian merujuk bahwa sang arsitek utama yang misterius
itu kemungkinan besar adalah seorang Italia. Seseorang yang bernama
Geronimo Veroneo. Dugaan muncul berdasarkan pernyataan Father Manrique,
seorang Augustinian Friar, yang berkunjung ke Agra pada 1640 dalam
upaya menjemput Father Antony yang akan dibebaskan dinasti Mughal dari
penjara.
Namun
kesaksian ini justru sangat ditentang oleh banyak orang yang meragukan
ada seniman besar Italia di abad ke 17 yang berada di India. Namun
sejumlah makam Kristen Padres Santos di Agra memang menjadi satu bukti
bahwa orang Eropa sudah berada di Agra saat pembangunan Taj Mahal dan masa sesudahnya.
Satu kemewahan lain dari Taj Mahal adalah pengguaan materialnya yang didatangkan dari seluruh India dan Asia. Dindingnya dibentuk dengan potongan batu marmer dan batu pasir dalam teknik konstruksi pengunci besi. Seribuan gajah digunakan sebagai pengangkut material itu.
Untuk
memenuhi kebutuhan batu pasirnya, didatangkan dari tambang di dekat
Fatehour Sikri, lalu marmer putihnya dari Raja Jai Singh di Makrana,
Rajasthan. Permata jasper berasal dari Punjab, permata jade dan kristal dari Tiongkok. Permata pirus dari Tibet, batu lapis Lazuli dari Afghanistan, batu safir dari Srilanka dan carnelian dari Arabia. Setidaknya ada 28 jenis batu permata yang digunakan sebagai penghias Taj Mahal.
Semua informasi detail mengenai pembangunan Taj Mahal
memang masih terselubung. Entah mengapa bangunan yang belakangan ini
tetap menjadi satu dari tuiuh keajaiban dunia modern (yang baru) itu,
masih menyimpan rahasia besar. Namun nilai seni, sejarah, budaya dan filosofinya yang memang sarat akan tafsir, tetap menjadi satu warisan perdaban manusia. Sejak 1983, Taj Mahal sudah menjadi salah satu Situs Warisan Dunia yang ditetapkan UNESCO.
Ia menjadi daya tarik wisata di India, khususnya wilayah Uttar Paradesh…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar